karya anak salam

Transformasi Transportasi Menuju Kota Berkelanjutan

Mas Adriansyah, Co-founder Transport For Jakarta, berbagi pengalaman tentang gerakan yang telah dilakukan oleh organisasinya dalam upaya menciptakan transformasi transportasi di Jakarta. Dalam sebuah sesi presentasi, Mas Adriansyah menguraikan langkah-langkah yang telah diambil dan tantangan yang dihadapi.

Kelana Langit Senja

Membagikan Peta dan Desain Transportasi Jakarta

Mas Adriansyah memulai presentasinya dengan perkenalan diri dan menggambarkan awal mula Transport For Jakarta. Salah satu langkah pertama yang diambil adalah membagikan kertas peta transportasi Jakarta kepada masyarakat. Namun, tidak berhenti di situ, mereka juga merancang peta dengan desain sederhana namun informatif, yang kini menjadi standar yang diakui oleh pemerintah.

Gerakan ini memperoleh dukungan positif, dan desain peta tersebut kini menjadi acuan di Jakarta. Mas Adriansyah berharap gerakan serupa dapat diterapkan di kota-kota lain, karena pengalaman menunjukkan bahwa apa yang dimulai di Jakarta sering diikuti oleh kota-kota lainnya.

Tantangan Transportasi Umum di Indonesia

Selanjutnya, Mas Adriansyah menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh transportasi umum di Indonesia. Terutama di Jogja, hanya sekitar 0,64% masyarakat yang menggunakan Trans Jogja menurut riset yang dilakukan. Alasannya, transportasi umum belum menjangkau seluruh tempat, membuat banyak orang bergantung pada kendaraan pribadi.

Diakui bahwa di Jakarta, jangkauan transportasi umum mencapai 90%, tetapi di wilayah Jabodetabek, angka tersebut turun di bawah 50%, menyebabkan 17 juta penduduk tidak dapat mengakses transportasi umum. Hal ini menyebabkan tingginya jumlah kendaraan pribadi, yang pada gilirannya mengakibatkan kemacetan dan polusi.

Pentingnya Dukungan Pemerintah dan Faktor Penyebab Rendahnya Pemanfaatan Transportasi Umum

Adriansyah menyoroti kurangnya dukungan pemerintah untuk transportasi umum. Meskipun penggunaan transportasi umum sangat penting untuk mengurangi kemacetan dan polusi, dana yang dialokasikan untuk transportasi umum di banyak kota hanya sekitar 1-2% dari total APBD.

Kondisi ini membuat pengembangan transportasi umum berkelanjutan memerlukan dukungan finansial yang lebih besar dari pemerintah. Sebagai contoh, di Semarang pada 2022, pemerintah memberikan dana sebesar 216,83 miliar rupiah untuk transportasi umum, sementara di Jogja hanya setengah dari jumlah tersebut.

Adriansyah, Co-founder Transport For Jakarta

Tiga Faktor Utama dalam Membangun Transportasi Berkelanjutan

Untuk membangun transportasi umum yang berkelanjutan, tiga faktor utama harus dibangun bersamaan. Pertama adalah Hardware/Infrastruktur, yaitu membangun jaringan transportasi umum yang merata di seluruh wilayah kota. Sayangnya, pembangunan infrastruktur seringkali hanya terfokus pada pembuatan rute baru tanpa memperhatikan pendukungnya.

Kedua, Software atau Sosial, yang melibatkan upaya mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Ini melibatkan penyediaan layanan yang murah, integrasi tarif, informasi transportasi umum yang terintegrasi, serta sosialisasi agar masyarakat beralih ke transportasi umum.

Ketiga, Ogware atau Tata Kelola, yang mencakup kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, partisipasi publik, dan keterlibatan swasta untuk mendukung pembangunan transportasi umum.

Presentasi ini menjadi gambaran tentang kerja keras Transport For Jakarta dalam mendorong transformasi transportasi menuju kota yang lebih berkelanjutan. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *