karya anak salam

PIE BUAH & SUSU ALA MAXIM

Pada hari ke 5 Semarak Sinau, saya sudah berada di ruangan Petruk bawah. Hari ini Saya akan meliput presentasi di sesi kedua yaitu sesi demo pie susu dan pie buah bersama Maxim siswa kelas 4 SD.  Pada saat demo berlangsung suasana Petruk bawah sudah ramai dengan penonton, ada juga tamu-tamu yang datang untuk menonton presentasi pada hari ini. Kali ini Maxim memilih riset membuat pie, karena ia sangat suka makan pie dan ingin membuat pie sendiri. Narasumber Maxim untuk mempelajari pembuatan pie ini ialah Bu Arum Titisari, yang sudah berpengalaman dalam hal membuat pie.

Pada saat demo dimulai Maxim langsung menyiapkan alat dan bahan. Ia pun mengeluarkan adonan pie yang sudah ia siapkan dari rumah. Tidak lupa ia mengajak penonton untuk membantu mencetak adonan ke aluminium foil. Penonton pun banyak yang ingin ikut serta dalam mencetak adonan pie. Adonan pie dicetak pada aluminum foil yang sudah diolesi minyak agar tidak lengket. Adonan tersebut lalu dipanggang dalam suhu sedang selama kurang lebih 5 menit. Setelahnya, adonan pie dikeluarkan dari oven dan diberi filling/adonan susu, lalu dipanggang lagi selama 10 menit.

Ada 2 rasa pie susu yang Maxim buat yaitu, rasa susu dan coklat. Selain itu ada juga pie buah dengan aneka irisan buah. Saat itu juga Maxim dan Bu Arum menjelaskan perbedaan pie susu dan pie buah. Kulit pie buah dan susu menggunakan adonan yang sama, hanya berbeda di toppingnya saja. Namun ada perbedaan cara saat membuat pie susu dan pie buah. Untuk pie susu, adonan kulitnya dibakar di oven sebentar lalu ditambahkan susu. Baru setelahnya dipanggang bersama kulitnya. Sedangkan untuk pie buah, kulitnya dimasak terlebih dulu sampai benar-benar matang baru di isi vla, buah, dan jelly.

Maxim juga membawa kulit pie yang sudah matang dari rumah. Jadi di sekolah, ia tinggal mengisi isian pienya saja. Kulit pie yang sudah matang diisi vla, lalu irisan buah, dan yang terakhir jelly sebagai lapisan untuk buah. Pada saat mengisi isian pie, beberapa penonton juga ikut mencoba.

Tidak lama setelah itu sudah mulai tercium aroma pie yang membuat banyak penonton tidak sabar untuk mencicipi pie susu dan pie buah. Sembari menunggu pie benar-benar matang, Maxim bercerita hal yang ia pelajari dan hal yang seru selama mengerjakan riset ini.

Tidak hanya belajar memasak, Maxim pun mempelajari hal lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan riset memasak. Karena memasak pie buah mengharuskannya untuk membakar adonan di dalam oven, maka Maxim pun belajar menggunakan oven dan peralatan masak lain yang ukurannya cukup besar. Keinginan Maxim untuk menjual pie buah juga membuatnya mempelajari cara menentukan harga jual, dan menimbang berat bahan untuk menghasilkan rasa yang sama dan adonan yang sama besarnya. Setelah semuanya selesai dan pie matang, penonton akhirnya bisa merasakan pie buatan Maxim. []

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *