Blog

Pemahaman Detail Tentang Pergeseran Makna Lengkap

Pemahaman Detail Tentang Pergeseran Makna – Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu dan di tempat tertentu yang telah disepakati bersama. Bahasa sendiri bersifat fleksibel, artinya bahasa terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Perkembangan bahasa inilah yang akan menghasilkan kata-kata baru, dan pergeseran makna suatu kata.

kerumunan orang melahirkan konotasi

 

Apa itu pergeseran makna ? Pergeseran makna adalah bergesernya atau berubahnya suatu makna kata menjadi lebih luas, menyempit, membaik atau pun memburuk.

Faktor Pergeseran Makna

Perubahan makna kata ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan, tetapi pergeseran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut ini :

  1. Kondisi sosial dan budaya
  2. Perkembangan teknologi
  3. Adanya asosiasi
  4. Adanya pengembangan istilah
  5. Adanya proses penyingkatan
  6. Adanya proses gramatikal

Jenis-Jenis Pergeseran Makna Kata

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberap macam pergeseran makna seperti  meluas, menyempit, membaik, maupun memburuk. Di bawah ini adalah pembahasan detail mengenai jenis-jenis pergeseran makna kata dalam bahasa Indonesia.

  1. Meluas (Generalisasi)

Pergeseran makna di mana makna suatu kata menjadi lebih luas dari pada makna sebelumnya.

Contoh :

Kapten Andika Susanto memimpin pelayaran mengarungi Samudera Indonesia selama 3 bulan.

Makna kata pelayaran dahulu adalah mengarungi lautan dengan kapal kayu dan layar, tetapi kini bisa juga digunakan dalam pelayaran menggunakan mesin canggih.

Ketika aku tersesat di pasar malam, aku bertanya kepada kakak penjaga komedi putar di mana pintu keluar.

Kata kakak dahulu dimaknai sebagai saudara kandung laki-laki, kini bisa dimaknai sebagai orang lain yang umurnya di atas umur kita.

Budi sedang menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Ceria jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dulu kata jurusan dipakai pada kalimat yang menunjukan arah atau tujuan dalam konteks transportasi, tetapi kini bisa juga dimaknai sebagai konsentrasi ilmu pada konteks pendidikan. Beberapa contoh kata yang mengalami generalisasi lainnya. Bapak, Ibu, Ikan, Petani, Papan, Saudara, Baju, Celana, dan lain � lain.

  1. Menyempit (Spesialisasi)

Kata-kata yang mengalami spesialisasi maknanya menjadi lebih sempit dari pada makna awalnya.

Contoh :

Adik menyukai semua bentuk karya-karya sastra Inggris dan Jepang.

Kata sastra dahulu bermakna semua bentuk karya tulis, tetapi kini makna sastra menyempit menjadi bentuk-bentuk karya tulis yang memiliki nilai estetika, seperti puisi, pantun, dan lain-lain.

Aku diantar ke sekolah oleh ayah dengan menggunakan motor.

Kata motor kini terbatas hanya pada kendaraan beroda dua yang memiliki mesin saja, padahal dahulu semua alat yang digerakkan oleh mesin disebut dengan motor.

Aku mencium bau yang tidak sedap ketika berada di dalam kelas.

Kata bau sebenarnya dimaknai sebagai semua aroma yang bisa diterima oleh indera penciuman seperti harum, busuk, dan lain � lain. Namun, kini hanya dimaknai sebagai aroma yang tidak sedap.

Contoh kata-kata lain yang mengalami penyempitan makna:

Sarjana, Pendeta, Kitab, Madrasah, Penulis, dan lain-lain.

  1. Membaik (Ameliorasi)

Kata-kata yang mengalami ameliorasi maknanya berubah menjadi lebih halus daripada makna kata sebelumnya.

Contoh :

Huruf Braille digunakan sebagai alat bantu membaca oleh para penyandang tunanetra.

Kata buta mengalami ameliorasi menjadi tunanetra, sehingga terdengar lebih sopan.

Para pejabat mengadakan kunjungan luar negeri ditemani oleh anak istri mereka.

Kata istri mengalami ameliorasi dari kata bini yang bermakna pasangan suami.

Restoran itu adalah tempat favoritku karena selain makanannya enak, pramusajinya juga ramah.

Kata pelayan rumah makan menjadi lebih baik dengan menggunakan kata pramusaji.

Contoh kata-kata yang mengalami ameliorasi:

Tunaaksara, Tunarungu, Tunawisma, Tunagrahita, PHK, Penjara, Meja Hijau, dan lain-lain.

  1. Memburuk (Peyorasi)

Kata-kata yang mengalami peyorasi mengalami pergeseran kata yang pada awalnya terdengar baik menjadi kasar atau tidak baik.

Contoh :

Danang tidak lagi memiliki pekerjaan akibat didepak oleh bosnya.

Kata dikeluarkan berubah menjadi didepak, sehingga kata ini terdengar lebih buruk.

Bapak tua itu bekas pejuang dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia.

Kata mantan mengalami peyorasi menjadi kata bekas.

Ketika aku sampai di rumah bibi sedang menyetrika bajuku.

Kata bibi dahulu dimaknai sebagai istri paman, kini mengalami peyorasi menjadi pembantu.

Contoh kata-kata yang mengalami peyorasi.

Kabur,Bini, dan lain-lain.

  1. Sinestesia

Sinestesia adalah pergeseran makna kata dimana terjadi perubahan indera penangkap pada makna suatu kata.

Contoh :

Sebagai seorang penyanyi, Syahrini memiliki suara yang enak di dengar.

Kata suara seharusnya diikuti dengan kata merdu yang semestinya diterima oleh indera pendengaran, tetapi mengalami sinestesia menjadi enak yang diterima oleh indera pengecap.

Juri itu ditakuti oleh semua peserta lomba karena dikenal dengan komentar-komentar pedasnya.

sama halnya dengan penjelasan di atas, kata pedas mengalami sinestesia.

Senyuman gadis berambut merah itu sangat manis.

Kata manis di atas mengalami sinestasia, seharusnya kata yang digunakan cantik atau indah.

  1. Asosiatif

Kata yang mengalami asosiatif berubah karena memiliki persamaan sifat atau makna dengan kata lainnya.

Contoh :

Para calon anggota dewan berebut kursi di Senayan.

Kata kursi bukanlah alat untuk duduk, tetapi posisi. Hal ini terjadi karena kata posisi mengalami asosiatif.

Di masa yang sedang genting ini banyak sekali kabar burung yang beredar.

Kabar burung pada kalimat mengalami asosiatif dari kata isu atau gosip.

Jangan pernah memberi suap ke pada para pejabat.

Kata suap pada kalimat di atas bukan berarti memberikan makanan kepada para pejabat, tetapi akibat mengalami asosiatif dari kata menyogok.

Kalimat yang bermakna denotasi dan kalimat yang bermakna konotasi. Kalimat dengan maknaDenotasi merupakan kalimat yang memiliki kata yang maknanya sesuai dengan makna yang sebenarnya. Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. … Makan yang sebenarnya dan juga makna kiasan.

Perbedaan Kalimat dengan Makna Denotasi   dan Konotasi Beserta Contohnya

Berdasarkan maknanya, suatu kalimat bisa dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu kalimat yang bermakna denotasi dan kalimat yang bermakna konotasi.

Kalimat dengan makna Denotasi merupakan kalimat yang memiliki kata yang maknanya sesuai dengan makna yang sebenarnya. Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Sementara kalimat yang bermakna konotasi adalah kalimat yang memiliki kata yang tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya, atau berupa kata kiasan yang menggambarkan sesuatu.

Bisa saja kalimat denotasi dan konotasi memiliki suatu kata yang sama, tapi berbeda makna. Makan yang sebenarnya dan juga makna kiasan.

Itulah perbedaan antara kalimat denotasi dan konotasi.

Berikut beberapa contoh kata pada kalimat denotasi dan konotasi:

  1. Kambing hitam

Denotasi: Kambing hitam itu keluar dari kandangnya ketika pintu kandang dibuka

Konotasi: Dia selalu mencari kambing hitam jika usahanya gagal.

  1. Gigit jari

Denotasi: Anak kecil itu sering terlihat menggigit jari

Konotasi: Messi harus gigit jari ketika tendangan penaltinya dibendung penjaga gawang lawan.

  1. Meluap

Denotasi: Banjir di Jakarta disebabkan oleh air sungai yang meluap.

Konotasi: Emosinya meluap ketika selalu dihina.

  1. Tumbuh

Denotasi: Pohon jambu yang tumbuh di halaman rumah Pak Rudi akan ditebang.

Konotasi: Usahanya semakin lama semakin tumbuh dan berkembang.

  1. Arus

Denotasi: Arus sungai terlihat semakin besar ketika hujan turun.

Konotasi: Arus mudik tahun depan diprediksi akan meningkat.

  1. Hangus

Denotasi: Masakan ibu hangus setelah ditinggal pergi ke warung.

Konotasi: Modal yang digelontorkan kini hangus setelah bisnisnya bangkrut.

Ada banyak contoh lain kata-kata yang bisa bermakna denotasi dan juga bermakna konotasi.

Pada intinya, kalimat denotasi sesuai dengan makna yang sebenarnya sementara kalimat konotasi adalah berupa kiasan.

Kalimat konotasi adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Bmakna konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna kias. Dan makna yang diberikan oleh suatu kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi lebih jelas dan menarik. Sedangkan Kalimat Denotasi adalah kalimat yang mengandung makna sebenarnya pada suatu kata atau kelompok kata tersebut.yang mana suatu kata atau kelompok kata itu terdapat dalam kamus (KBBI).

 Contoh-contoh Kalimat Konotasi

  1. Alsyah merupakan anak emasdalam keluarganya (anak emas: anak yang paling disayang)
  2. Karena besar kepala, Moyes dijauhi teman-temannya (besar kepala:sombong)
  3. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak gigit jari (gigit jari: kecewa)
  4. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas(tidak tepat pendirian)
  5. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin(hati dingin: sabar)
    Saya sangat mengenal Adhin, dia ringan tangan dan baik (ringan tangan: rajin/suka menolong)
  6. Para tikus kantorseharusnya tidak dihukum terlalu ringan (tikus kantor: koruptor)

Contoh-contoh Kalimat Denotasi

  1. Adik Kecilku sangat suka menggigit jari
  2. Alsyah memiliki seekor sapi perah
  3. Ibu Andi kepasar beli daging sapi
  4. Tangan Adhin terkena api,ketika bermain api
  5. Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa
  6. Halim menanam bunga dihalaman depan rumahnya
  7. kabarnya harga BBM akan naik bulan ini

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *