Keterampilan menjahit, mengukur dan memadu padankan pakaian bisa luntur kalau respon kita terhadap baju yang sudah tidak bisa dipakai, adalah hanya dengan membeli baju baru. Merawat adalah sebuah wilayah kebudayaan yang berisi banyak keterampilan dan keahlian, yang bisa tertutup kalau fokus kita hanya membeli. Itu adalah salah satu topik yang muncul dalam sebuah talkshow dalam rangkaian kegiatan Pameran Gambar dan Fotografi Kelas Minat SALAM 2024. Meski bertema besar tentang pangan lokal, pada praktiknya tema besar itu menyinggung banyak topik-topik lain yang relevan. Ruang-ruang diskusi dengan topik yang saling bersisian seperti inilah yang memang diharapkan muncul.
Maka, di penyelenggaraannya yang ke-3 ini, Pameran Gambar dan Fotografi Kelas Minat SALAM mencoba memberi pantikan dengan mengambil tema ‘Mengenal Pangan Lokal dengan Seni’. Di sisi lain, pangan lokal bukanlah isu yang baru di komunitas SALAM. Pangan lokal merupakan satu dari empat pilar yang diusung SALAM, selain pilar lingkungan hidup, budaya dan kesehatan.
Selain berisi gambar dan foto karya anak-anak selama satu semester di kelas minat, pameran ini juga berisi rangkaian workshop dan talkshow. Tema pangan lokal yang diusung, terlihat dalam setiap rangkaian kegiatan.
Diantara karya foto dan gambar anak misalnya, ada yang menggambar nasi jagung, buah-buahan dan sayuran lokal lainnya. Sedangkan diantara karya foto, ada yang memotret petani bercaping yang sedang memanen padi, mengambil berbagai sisi sawah dan pasar sebagai objek dan berbagai jajanan pasar.
Rangkaian kegiatan lainnya adalah workshop dan talkshow. Adapun rangkaian workshop berisi workshop melukis kanvas, melukis di atas gerabah, membuat cincin wire, batik lukis hingga workshop dasar-dasar teater dan fotografi.
Ada tiga talkshow dengan tema yang berbeda. Dimulai dari Ketahanan Pangan di Tingkat Rumah Tangga, Meramu Pangan Lokal ke Piring Makan hingga Pangan Lokal dan Gerakan Rendah Karbon.
Selain ketiga menu utama pameran, ada beberapa karya berbahan daur ulang yang menghiasi pameran. Ada karya bersama yang tertuang dalam tiga buah kanvas besar, yang menjadi titik utama penataan karya. Ada juga beberapa wayang yang dibuat dari kardus bekas, ditancapkan di atas gedebog pisang yang menyambut tepat di muka pintu masuk pameran. Sementara di luar dinding pameran, ada penanda kegiatan yang terbuat dari banner bekas.
Kerja Bareng Orangtua dan Siswa
Di SALAM, kelas minat diampu oleh orangtua siswa. Begitu pula di kelas minat gambar dan foto. Pameran ini pun, adalah hasil inisiatif dan kerja bareng semua orangtua yang terlibat dalam kelas minat. Baik sebagai pengampu, maupun sebagai orangtua dari anggota kelas minat.
Kerjasama antar-orangtua terlihat dalam beberapa hal. Dari segi pendanaan, pameran bisa berlangsung dengan dana patungan antar-orangtua. Pendanaan ini umumnya digunakan untuk membeli keperluan pameran seperti frame dan sewa tempat. Dari segi persiapan, orangtua bersama-sama melakukan loading barang di malam sebelum pameran dibuka dan melakukan penataan karya. Dari segi pelaksanaan, orangtua datang pada saat pembukaan dan penutupan pameran dengan membawa makanan dan minuman untuk dikumpulkan bersama, lalu dimakan secara bersama-sama pula. Orangtua juga datang untuk mendukung acara, dengan mengikuti beberapa kegiatan.
Dalam tiap workshop dan talkshow, orangtua juga berperan baik sebagai narasumber maupun moderator. Ketiga talkshow dimoderatori oleh orangtua siswa, sedang
Konsep dari, oleh dan untuk warga SALAM sebenarnya sudah kerap terjadi di beberapa kegiatan lain. Karena sudah terbiasa dan bisa diandalkan, maka kegiatan pameran dengan konsep dari, oleh dan untuk warga sendiri bukan lagi sesuatu yang baru.
Konsep ini selain meningkatkan kualitas hubungan antar-anggota di dalam komunitas, juga menjadi ruang aman untuk eksplorasi setiap anggota. Kebutuhan di dalam komunitas, sebisa mungkin dipenuhi oleh anggota di dalam komunitas. Kalau tidak ada anggota komunitas yang bisa memenuhi, barulah mencari di luar komunitas.
Di dalam pameran ini misalnya, karena ada kebutuhan pembawa acara, maka beberapa anak pun belajar menjadi pembawa acara. Ada kebutuhan narasumber, maka ada orangtua yang mau mengisi acara yang sesuai dengan topik yang dikuasai. Ada kebutuhan moderator, maka ada orangtua yang mau mencoba dan mempelajari topik yang hendak didiskusikan terlebih dulu.
Adanya ruang aman, dengan posisi yang setara memungkinkan konsep dari, oleh dan untuk warga bisa diwujudkan dengan baik oleh setiap anggota. Terlaksananya Pameran Gambar dan Fotografi dengan baik, menjadi contoh guyub rukun antar warga di dalam komunitas.
Meski begitu, bagaimanapun juga sebuah komunitas pasti akan mengalami dinamika. Kelak jika itu terjadi, kegiatan ini bolehlah diingat dan menjadi refleksi bersama bahwa komunitas bisa dan mampu menjadi ruang aman yang bisa memenuhi kebutuhan eksplorasi semua anggota di dalamnya. []
Orang Tua SALAM
Leave a Reply