karya anak salam

LILIN DARI MINYAK JELANTAH

Siang, sekitar pukul 14.00, mengikuti workshop yang dilakukan oleh Geni, siswa kelas 5 SD Sanggar Anak Alam. Workshop tersebut membahas tentang membuat lilin dari minyak jelantah, yang merupakan riset yang dilakukan Geni semester ini. Workshop ini merupakan cara Geni untuk membagikan pengetahuan yang ia dapatkan selama risetnya. Alasan mengapa Geni memilih riset ini sebetulnya sederhana, namun sangat bermanfaat. Yaitu karena Geni ingin memanfaatkan banyak minyak jelantah yang tidak terpakai di rumahnya dan membuatnya menjadi barang yang berguna. Selain itu pemanfaatan minyak jelantah untuk lilin bisa menekan biaya produksi.

Geni & lilin jelantah

Dalam workshop itu, Geni mengajak pengunjung melakukan praktik membuat lilin. Tahap pertama adalah dengan menyiapkan gelas kecil. Gelas ini sudah disiapkan Geni dari rumah. Tetapi Geni juga membuat alternatif wadah lain, yaitu dengan menggunakan wadah gulungan tissue. Kemudian salah satunya diberi kertas sebagai penutup dan dilem menggunakan lem tembak.

Dengan menggunakan bekas gulungan tisu sebagai wadah, artinya Geni sudah melakukan recycle. Selain itu, jika menggunakan wadah buatan tersebut, nantinya bekas gulungan tisu bisa digunting atau dihilangkan jika lilin sudah mengeras dan membentuk seperti tabung. Namun lain halnya dengan gelas. Jika lilin sudah dituangkan ke dalam gelas, maka lilin tersebut akan menempel dan tidak bisa dilepas.

Langkah kedua yang dilakukan adalah mengukur tali sumbu sepanjang gelas, tetapi jangan lupa untuk dilebihkan sedikit pada bagian bawah agar tali bisa direkatkan mennggunakan isolasi di dasar gelas, kemudian dilebihkan juga untuk sumbu yang akan dinyalakan nantinya. Setelah menemukan ukuran yang pas, tali bisa dipotong.

Kegunaan tali sumbu yang direkatkan pada dasar gelas adalah agar tali nantinya akan tetap lurus dan tetap berada di tengah wadah saat cairan lilin ditumpangkan. Hal ini juga akan berpengaruh pada pembakaran. Jika sumbu tegak lurus, lilin yang terbakar pun akan meleleh tepat di bagian tengah, mengikuti sumbu tegak lurusnya.

Hal yang dilakukan selanjutnya adalah menimbang berat minyak jelantah dan parafin dengan ukuran 1:1. Geni menggunakan 500 gram minyak dan 500 gram parafin. Sebagai informsai tambahan, parafin digunakan untuk membentuk lilin atau membuat minyak menjadi keras, serta sebagai bahan bakar lilin tersebut. Parafin adalah bahan lunak yang berasal dari hasil olahan minyak bumi. Parafin yang digunakan oleh Geni adalah parafin balok, sehingga perlu menggunakan sarung tangan karet karena parafin adalah bahan kimia yang bisa membuat kulit iritasi.

Setelah ditimbang, minyak direbus menggunakan panci yang sudah tidak terpakai. Ini penting untuk diperhatikan karena panci yang sudah dipakai untuk merebus minyak tidak bisa digunakan untuk keperluan memasak makanan lagi, karena berbahaya.

Setelah minyak panas, baru kemudian masukkan parafin balok hingga meleleh dan melebur bersama minyak. Geni memasukkan parafin tersebut dibantu dengan teman-teman lain. Jika adonan lilin telah siap, tunggu beberapa menit agar dingin, baru kemudian pewarna lilin bisa dicampurkan untuk mempercantik lilin. Pewarna yang digunakan merupakan krayon.

Kenapa krayon? Karena setelah beberapa kali percobaan menggunakan pewarna bahan lain, Geni menemukan bahwa krayon mengeluarkan warna yang lebih pekat dan solid. Karena itu, Geni menyimpulkan bahwa krayon adalah pewarna yang paling efektif untuk membuat lilin.

 

Pada workshop ini, teman-teman menyepakati untuk menggunakan warna biru. Aku sendiri turut mengamati proses tersebut. Dapat aku lihat bahwa krayon biru menghasilkan warna yang sangat cantik setelah diaduk. Seperti biru tua tetapi dengan sisi warna yang lebih lembut. Terakhir, tambahkan essential oil sebagai pewangi. Teman-teman dan Geni memilih untuk menggunakan essential oil beraroma lavender. Jika tidak ada essential oil, minyak kayu putih juga bisa digunakan sebagai pengganti essential oil.

Sesuai kesepakatan, Geni dan teman-teman memasukkan 15 tetes essential oil lavender. Essential oil lebih baik dituangkan menggunakan pipet. Setelah proses pewarnaan tersebut selesai, adonan dituangkan ke gelas dan wadah recycle. Untuk menghasilkan lilin yang keras, adonan perlu diendapkan setidaknya 1 hari 1 malam. Setelah teman-teman selesai, mereka menghias permukaan lilin dengan bunga-bunga dan rumput yang ada di sekitar SALAM.

Selama workshop, dapat aku lihat Geni sudah menguasai risetnya dan dapat mengarahkan teman-temannya dengan baik. Ia juga memberi tips, yaitu jika ingin lilin tersebut sangat keras, paraben dan minyak bisa digunakan dengan perbandingan 2:1, karena parafin yang lebih banyak akan membuat lilin menjadi lebih keras. []

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *