Memang sulit mas jika sudah berurusan dengan proses Pendidikan kritis. Bahkan bagi orang-orang yang pernah sekolah di tradisi Anglo Saxon (“AngloSaxon” mengacu pada periode sejarah dan orang-orang yang tinggal di Inggris antara abad ke-5 dan ke-11. Anglo-Saxon adalah orang Jerman yang bermigrasi ke Kepulauan Inggris dari tempat yang sekarang disebut Jerman dan Denmark. Mereka memainkan peran penting dalam membentuk sejarah awal, budaya, dan bahasa Inggris. Periode Anglo-Saxon di Inggris dimulai dengan kedatangan suku-suku Jermanik, seperti Angles, Saxon, dan Jute, pada abad ke-5. Mereka secara bertahap membangun dominasi mereka atas penduduk asli Inggris dan menciptakan sejumlah kerajaan independen, seperti Wessex, Mercia, dan Northumbria. Masyarakat Anglo-Saxon dibagi menjadi kelas sosial yang berbeda, termasuk elit penguasa (raja, bangsawan, dan prajurit), orang bebas (petani, pengrajin, dan pedagang), dan budak (tawanan perang atau orang yang berhutang). Mereka mempraktikkan agama pagan dengan berbagai dewa dan dewi, tetapi pada abad ke-7, agama Kristen mulai menyebar di kalangan Anglo Saxon. Salah satu aspek budaya Anglo-Saxon yang paling terkenal adalah sastra mereka. Mereka menghasilkan puisi epik, seperti “Beowulf”, yang dianggap sebagai salah satu karya sastra Inggris Kuno terbesar. Bahasa Anglo-Saxon, yang dikenal sebagai Bahasa Inggris Kuno, adalah bentuk bahasa Inggris paling awal yang pernah kami catat. Periode Anglo Saxon berakhir pada 1066 dengan Penaklukan Norman ketika William Sang Penakluk, Adipati Normandia, menginvasi Inggris dan mendirikan pemerintahan Norman. Peristiwa ini menandai dimulainya Abad Pertengahan di Inggris dan membawa perubahan signifikan pada bahasa, budaya, dan pemerintahan negara tersebut).
Mereka sudah mengalami bagaimana dipaksa untuk berpikir kritis. Tapi kalau sudah pulang ya selanjutnya balik/Kembali ke kebiasaan lama. Jadi kesimpulanku—karena berpikir kritis itu kenyataannya tidak ada penghargaan apa-apa, apalagi mendapat insentif. Jadi seperti amalan syariat dalam beragama, alih-alih hanya digunakan sebagai tradisi. Yang tak alami dalam tradisi akademik barat itu survival memang dasarnya berpikir kritis. Tapi kalau sudah balik dalam kehidupan yang umum, skill itu juga hampir tidak ada insentifnya. Balik lagi semuanya adalah insentif politik. Berpikir kritis itu memang dalam sejarah abad pertengahan memang diharamkan—Ada beberapa faktor sejarah dan budaya yang perlu dipertimbangkan ketika membahas peran pemikiran kritis di Abad Pertengahan.
Otoritas Gereja: Gereja Katolik memiliki pengaruh yang kuat pada masyarakat dan kehidupan intelektual pada masa itu. Beberapa pemikiran yang dianggap bertentangan dengan ajaran Gereja bisa dilarang atau dianggap sebagai bid’ah (ajaran sesat). Ini termasuk pandangan ilmiah atau filosofis yang tidak sejalan dengan ajaran Gereja. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua pemikiran yang kritis atau berbeda dengan Gereja secara otomatis dianggap melanggar hukum atau dilarang. Banyak intelektual pada masa itu masih dapat berdebat dan mengembangkan pemikiran mereka dengan mengacu pada pemikiran-fikiran Yunani kuno dan filsafat Kristen.
Pendidikan Agama: Pendidikan pada Abad Pertengahan didominasi oleh pendidikan agama yang diberikan oleh biara-biara dan gereja-gereja. Kurikulum mereka berfokus pada teologi dan studi religius, yang berarti bahwa tidak ada ruang luas untuk perkembangan pemikiran sekuler atau ilmiah. Namun, ini bukan berarti bahwa pemikiran kritis secara keseluruhan dilarang atau tidak ada sama sekali. Misalnya, dalam lingkungan biara, para biarawan dan sarjana masih aktif dalam mengembangkan pemikiran ilmiah dan filosofis.
Tantangan terhadap Otoritas: Ketika seseorang menantang otoritas gereja atau ajaran resmi pada masa itu, ada risiko sosial dan bahkan ancaman hukuman. Di beberapa kasus, individu-individu yang mengajukan pandangan alternatif atau kritis dapat dianggap sesat dan dikenakan hukuman, termasuk eksekusi atau pengasingan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada pemikiran kritis yang ada pada periode tersebut. Terdapat tokoh-tokoh seperti Thomas Aquinas dan William of Ockham yang mengembangkan pemikiran kritis dan filosofis yang berbeda dengan norma-norma yang ada. Jadi, meskipun pemikiran kritis tidak selalu dianjurkan atau diakui secara luas pada masa itu, namun selalu saja ada sejumlah individu yang berani mengajukan pandangan alternatif dan melibatkan diri dalam pemikiran kritis selama periode tersebut.
Hal lain yang mempengaruhi berfikir kritis semakin sempit ruangnya nampaknya juga pengaruh neoliberalisme yakni ideologi dan pendekatan ekonomi yang menekankan pada kebebasan individu, pasar bebas, deregulasi, privatisasi, dan pengurangan campur tangan negara dalam ekonomi.
Pengaruh neoliberalisme terhadap kehidupan memiliki beberapa aspek yang dapat dibahas—Ekonomi : Salah satu dampak paling terlihat dari neoliberalisme adalah penerapan kebijakan pasar bebas dan privatisasi sektor publik. Dalam sistem neo-liberal, pasar dianggap sebagai mekanisme terbaik untuk mengalokasikan sumber daya dan mencapai pertumbuhan ekonomi. Ini menyebabkan peningkatan persaingan, liberalisasi perdagangan, dan investasi asing langsung. Pendukung neo-liberalisme berpendapat bahwa pendekatan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Namun, kritik terhadap pendekatan ini berpendapat bahwa dapat meningkatkan kesenjangan sosial, ketidaksetaraan ekonomi, dan menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi mereka yang kurang mampu.
Politik: Neo-liberalisme juga memiliki dampak pada sistem politik. Pendekatan ini cenderung mendorong pembatasan campur tangan negara dalam ekonomi dan memberikan lebih banyak kebebasan kepada sektor swasta. Hal ini sering kali diiringi dengan penurunan peran dan pengaruh pemerintah dalam mengatur dan mengendalikan aktivitas ekonomi. Akibatnya, pengambilan keputusan ekonomi sering kali dipindahkan ke sektor swasta dan lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia atau Dana Moneter Internasional. Kritikus neo-liberalisme mengkhawatirkan pengaruh yang berlebihan dari kepentingan bisnis dan ketidakmampuan pemerintah untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Sosial: Dalam aspek sosial, neo-liberalisme telah mempengaruhi banyak bidang kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, dan sistem sosial. Privatisasi sektor publik sering kali berdampak pada layanan publik seperti pendidikan dan perawatan kesehatan. Kritikus berpendapat bahwa penekanan pada keuntungan dan efisiensi dalam neo-liberalisme dapat mengorbankan akses dan kualitas layanan sosial, terutama bagi mereka yang tidak mampu secara finansial. Selain itu, neo-liberalisme juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan solidaritas masyarakat dengan mempromosikan nilai-nilai individualisme dan persaingan.
Pengaruh neo-liberalisme pada kehidupan sangat kompleks dan kontroversial. Meskipun ada pendukung dan kritikus, penting untuk diingat bahwa dampaknya dapat bervariasi dalam konteks yang berbeda. Beberapa negara atau wilayah mungkin menerapkan pendekatan neo-liberal secara lebih ekstensif daripada yang lain, dan hasilnya bisa sangat bergantung pada kebijakan spesifik yang diadopsi dan kondisi sosial-ekonomi setempat.
Di era globalisasi yang merupakan hasil dari penetasan telur yang Bernama neo liberal itu aku merasakan dalam bekerja dikampus bahwa berpikir kritis itu juga benar-benar diencourage. Memang skill berpikir kritis akhirnya hanya exist di komunitas-komunitas kecil epistemik. Kita dipaksa harus puas dengan kondisi itu, makanya syiar itu memang tetap wajib dijalankan
Aku kemarin-kemarin selalu galau mas tapi alhamdulillah saiki mulai ayem, setelah yakin kudu nglakoni opo. Ono koncoku pernah nyeletuk : emange kowe moloikat opo nabi ????*su tenan owq… Tapi yo tak pikir pikir bener juga sing penting saiki aku njogo outward looking dan ikhlas. Wah iki perjalanan spiritual mas
Dan tetap berpikir serta berusaha keras (tapi tidak pernah berani berharap apa apa) Aku selalu kepikiran karo SALAM karena mewakili kriteria duafa bukan dalam hal materi. Tapi duafa dalam hal representasi yang harus menyuarakan yang seharusnya tapi sepertinya ya ndak ada sing do gelem ngrungokno []
Dosen Kehutanan UGM
Leave a Reply