Bulan November ini SALAM (Sanggar Anak Alam) memasuki masa review proses riset yang telah dilakukan selama satu semester. Tak heran jika hampir tiap hari di media social (medsos), utamanya Facebook, berseliweran foto-foto gelar karya, pameran, dan presentasi anak-anak dari para emak-emak zaman now.
Mereka, termasuk saya sebagai ORTU Warga SALAM, laksana lomba tanpa hadiah mengunggah foto-foto anak-anak kami yang sedang presentasi di hadapan orang tua di dalam kelasnya. Anak-anak terlihat enjoy menjelaskan apa yang mereka pelajari selama ini. Ada yang membuat nugget ayam dan sayur, riset tentang siklus air, hingga upcycles. Bangga? Jelaslah.
Pertama, karena berbicara di depan banyak orang itu susah. Tidak semua orang terlahir supel dan pintar bicara. Tidak semua bisa tampil percaya diri di hadapan orang banyak, meski di depannya adalah orang-orang yang sudah dikenal sekalipun.
Otomatis melihat anak-anak kami berbicara, bahkan menjawab segala pertanyaan dari audiens membuat mata kami, orang tua, berkaca-kaca, terharu.
Kedua, melihat mereka presentasi, kami pun melihat perkembangan kemampuan mereka dalam mengungkapkan pendapat. Melihat mereka bisa menjelaskan dengan detail tentang apa yang mereka pelajari itu bagi saya “sesuatu” banget.
Anak saya, Rachel Amanda, saat ini duduk di kelas 5. Pada semester kali ini, dia mengambil riset tentang cupcakes galaxy. Dua minggu sebelum jadwal presentasi berlangsung, dia sudah terlihat sibuk. Mencari catatan-catatan tentang risetnya, mengumpulkan foto-foto saat dia berbelanja bahan-bahan kue hingga proses memasaknya. Sesekali minta tolong saya nge-print catatannya. Bahkan dia dan teman-teman satu kelasnya membuat undangan khusus untuk orang tua masing-masing.
”Mah, aku punya undangan buat mamah sama papah. Tapi besok aja aku kasih, karena tempatnya belum pasti di ruangan apa,” ujar Rachel usai pulang sekolah.
Hingga tibalah waktu presentasi, di malam hari Rachel sudah menyiapkan baju batik yang akan dipakainya. Ya, maklum sudah mau puber, penampilan pun sudah dirasa penting untuknya. Jadi baju sampai sepatu sudah dia siapkan malam harinya. Padahal biasanya, boro-boro mau nyiapin baju di malam harinya.
Melihat antusiasnya malam itu, membuat saya kagum. Pagi harinya, dia pun sudah siap ke sekolah lebih awal dari biasanya. Alasannya, karena harus menyiapkan ini itu untuk presentasi. Saat presentasi berlangsung, saya melihat perkembangan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Rachel sudah tidak lagi terbata-bata menjelaskan risetnya. Intonasinya jelas, suaranya juga lebih keras. Dia juga tidak selalu melihat ke arah saya saat berbicara.
”Ahh, tampaknya rasa percaya dirinya sudah meningkat. Tidak lagi terlihat grogi saat bicara di hadapan para orang tua,” gumam saya. Bagi saya, melihat perkembangannya saat presentasi merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Terlebih Rachel adalah tipe anak yang kurang pede saat bicara di hadapan orang banyak. Bahkan saat ditanya oleh orang lain saja, dia selalu menatap ke arah saya atau papahnya terlebih dulu untuk menjawab, seolah meminta bantuan “tolong bantu saya menjawab pertanyaannya dong”.
Presentasi di akhir semester hanya salah satu bentuk review materi pembelajaran di SALAM. Tiap kelas bisa mencari wujud lain untuk review, bisa dengan pameran atau bisa juga dengan gelar karya lewat pertunjukan drama.
Nah, khusus untuk presentasi ini bagi saya merupakan cara paling pas. Karena bisa bicara itu penting. Dengan presentasi, bisa melatih kemampuan berbicara anak-anak di hadapan banyak orang. Yah, kalau istilah sekarang belajar Public Speaking.
Mampu bercerita dan mengutarakan pendapat kepada orang lain merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan ini. Bagaimana bisa memahami orang lain jika kita saja sulit untuk menyampaikan pendapat kita sendiri. Dan kemampuan berbicara di depan umum tidak serta merta bisa dilakukan tanpa dilatih serta diasah. Berlatih bicara dengan presentasi ini ke depan akan memudahkan anak-anak berkomunikasi dengan banyak orang. Tak hanya bicara, tapi juga kemampuan untuk mendengarkan pendapat orang lain.***
ORTU SALAM, Jurnalis
Leave a Reply