Siang itu ruang Taman Anak (TA) Sanggar Anak Alam (SALAM) tampak semarak. Sebagian besar murid kelas TA dan KB (Kelompok Bermain) beserta para fasilitator serta orangtua terlihat menari dan bernyanyi bersama dengan iringan musik akustik oleh beberapa bapak ORTU SALAM. Beberapa tembang seperti ‘Padhang Bulan’, ‘Anak Merdeka’ dan ‘Kerjasama’ terlantun mengiring gerak tari yang sederhana namun ceria.
Saat sebagian besar fasilitator sibuk mengikuti workshop fasilitator dan penyusunan rapot selama 2 minggu belakangan, anak-anak berkegiatan bersama para orangtua di sekolah. Kegiatan yang diikuti semua anak (mulai dari kelas KB hingga SMP) itu diantaranya membuat karya, berlatih tari dan teater, serta bernyanyi bersama. Selama beberapa hari dalam 2 pekan yang lalu memang seluruh warga belajar SALAM sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun SALAM yang ke ketujuh-belas.
Usia 17 tahun memang seringkali dirayakan secara istimewa. Pada manusia, usia ini menandai tahun dimana sang anak yang sudah layak disebut ‘remaja’ memasuki fase baru. Fase dimana kedewasaan berpikir dan bersikap mulai diasah. Itu sebabnya, SALAM sebagai sebuah ‘ruang belajar yang manusiawi’, juga akan menorehkan penanda waktu pada tahun ketujuh belasnya dalam karya pendidikan yang telah dilakoni selama menginjakkan kaki di Jogjakarta.
Penanda waktu itu akan dirayakan tepatnya esok lusa, 20 Juni 2017. Penerimaan rapot dan seremoni sederhana akan berlangsung sekiranya pada sore hari agar dapat dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Namun puncak perayaannya akan berlangsung bulan depan.
Bertempat di gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta, para warga belajar SALAM akan menggelar karya sebagai penanda usia ketujuh belasnya. Pentas teater dan pameran karya anak bertajuk “Kami Tidak Seragam” ini akan berlangsung tepatnya 22 Juli 2017.
Seperti sebuah masakan yang kaya racikan, begitulah gelar karya ini nantinya tersaji. Tidak hanya oleh anak-anak, orangtua dan fasilitator SALAM, banyak relawan dari berbagai kalangan turut menyumbang ‘rasa’ dalam sajian ini. Salah satunya adalah 10 mahasiswa Teknologi Informasi UMYyang tergabung dalam TIMA production. Pengalaman belajar mereka di bidang multimedia turut menyumbang serangkaian proses brainstorming dan pengambilan gambar yang berbuah beberapa teaser sebagai media publikasi. Juga kepada mas Samrul dan Muhammad Fazlur yang telah menyumbang karya teaser yang sangat indah. Adapun seluruh Foto-foto yang diolah menjadi karya grafis oleh Gernata Titi adalah karya Yanuar Surya.
Tentu saja gelaran ini terbuka untuk umum. Jika tidak, kami tak akan repot mengusung sawah, saung dan keceriaan kami ke gedung yang lebih mudah diakses khalayak banyak. Sayangnya, gedung Societet pun hanya memiliki tak genap 300 kursi. Itu sebabnya bagi Anda yang tertarik untuk menikmati racikan rasa Sanggar Anak Alam ini, bersegeralah menghubungi narahubung Eva di +62 813-2801-9518 terkait informasi seputar reservasi dan lain-lain.
SALAM (Sanggar Anak Alam), Laboratorium Pendidikan Dasar, berdiri pada tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.
Leave a Reply