Blog

Pandangan Baru Media, Memahami Jurnalisme Investigatif Whitney Webb

Hasil dari jurnalisme investigatif karya Whitney Webb membangkitkan perbandingan dengan film “The Last Emperor”, di mana Kaisar Pu Yi terperangkap dalam penjara rezim komunis China. Setiap hari, ia diinterogasi dengan maksud untuk mengakui pengkhianatan terhadap Tiongkok selama masa pemerintahannya, meskipun ia bersahabat dengan penjajah Inggris dan Jepang. Perumpamaan ini membawa pemikiran akan akhirat, di mana individu mungkin diinterogasi mengenai pandangan dan peran mereka selama hidup di dunia.

Perkembangan platform digital bebas, yang lebih terbuka namun kurang disensor, serta lonjakan jurnalis independen dengan metode investigasi, tampaknya mengubah persepsi masyarakat tentang apa yang dahulu disebut sebagai “teori konspirasi”. Konsep ini kini mengalami transformasi menjadi peristiwa yang signifikan bagi kehidupan manusia, namun diabaikan oleh media utama.

Jurnalisme investigatif menghadirkan interpretasi yang berbeda dari versi utama, seperti pandangan teknokratik atau akademik. Penting untuk diingat bahwa jurnalis independen, termasuk Whitney Webb, melibatkan diri dalam riset serius dan mendalam. Bedanya dengan laporan pemerintah atau ilmiah adalah ketidakberpihakan kepada lembaga legal. Meski hadir di platform yang semakin luas, jurnalisme investigatif masih kurang diakses dibandingkan dengan media utama yang memiliki sejarah panjang. Namun, dengan meningkatnya kritisisme masyarakat dan penurunan minat terhadap media utama, jurnalisme independen semakin diterima oleh publik.

Sayangnya, buku terbaru oleh Whitney Webb tidak tersedia secara bebas. Narasi dalam bukunya membongkar latar belakang yang tidak pernah terungkap oleh media utama, seperti pembangunan kekuasaan di Gedung Putih oleh tindakan makelar yang selalu samar. Ini menjelaskan mengapa banyak kebijakan negara tersebut kontroversial dan merugikan masyarakat. Whitney lebih mengakui “National Security State” daripada istilah “deep state”.

Whitney menggambarkan konstelasi bisnis makelar yang menggiring Amerika ke hegemoni global. Sebelumnya, jurnalis independen menghubungkan lobi dan kejahatan dengan hegemoni militer dan keuangan. Namun, Whitney menunjukkan hubungan cia dengan perusahaan teknologi, memunculkan pertanyaan tentang tujuan sebenarnya.

Konsep eugenika dan transhumanisme, yang telah selesai dalam sejarah, muncul kembali dalam skenario global yang mencapai puncaknya: pemerintahan fasis global yang mengendalikan manusia. Oligarki ini tidak hanya mengejar kekayaan dan politik, tetapi juga kontrol total terhadap manusia.

Bukti transformasi ini terlihat dalam berbagai aspek: platform media sosial yang berfokus pada surveilans kapitalisme, pengendalian pertumbuhan populasi, revolusi hijau, rekayasa genetik, kecerdasan buatan, mata uang digital, pengendalian mobilitas manusia melalui kunci vaksin, dan jejak karbon. Lembaga-lembaga seperti Forum Ekonomi Dunia memainkan peran dalam mempengaruhi kebijakan publik melalui kemitraan publik-swasta.

Dengan latar belakang sebagai peneliti, semakin kuat dorongan untuk mencari jawaban alternatif dari berbagai sudut pandang. Karya Whitney memberikan jawaban terhadap banyak pertanyaan, mempersiapkan jiwa untuk interogasi di masa depan.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *